Selasa, 16 Juni 2015

Model Pembelajaran PAKEM

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar  Belakang
            Pembelajaran pada hakikatnyamerupakan suatu proses interaksi antara guru dan siswa, baik langsung maupun tak langsung melalui berbagai media. Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas.
Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.    Berdasarkan teori pendidikan  dan teori belajar.
2.    Mempunyai misi dan tujuan pendidikan tertentu.
3.    Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar.
4.    Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan, urutan langkah-langkah pembelajaran (sintak), adanya prinsif-prinsif reaksi, sistem sosial, dan sistem pendukung.
5.    Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran.
6.    Membuat persiapan mengajar dengan pedoman model pembelajran yang dipilihnya.
Model pembelajaran berdasarkan teori belajar, meliputi model interaksi social, model pemprosesan informasi, model personal, dan model pembelajaran modifikasi tingkah laku ( behavior  ). Untuk saat ini di dalam kegiatan belajar mengajar memang diperlukan adanya strategi yang tepat dan sesuai untuk diterapkan. Adapun strategi yang cocok diterapkan dalam pembelajaran yaitu dikenal dengan Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan atau disingkat PAKEM. Jadi model pembelajaran PAKEM ini memungkinkan para siswa untuk mengerjakan beragam kegiatan untuk mengembangkan pemahaman dan keterampilan dengan penekanan belajar sambil bekerja. Sedangkan para pengajar dapat menggunakan berbagai sumber ataupun alat bantu lain termasuk memanfaatkan lingkungan agar proses pembelajaran bisa lebih menaik dan menyenangkan.
Dalam pembelajaran PAKEM, disamping upaya untuk terus memotivasi anak agar mereka mengadakan eksplorasi, kreatif, dan bereksperimen terus dalam pembelajaran.
Di samping itu, PAKEM adalah penerjemahan dari pilar pendidikan yang di canangkan oleh UNESCO:
·         Learning to know
·         Learning to do,
·         Learning to be
·         learning to life together
B. Tujuan PAKEM
Tujuan PAKEM adalah merubah paradigma pendidikan, seperti yang dicanangkan oleh  Depdiknas, bahwa pendidikan di Indonesia harus berinjak dari:

(1). Scooling menjadi learning
(2).  Instructive menjadi fasilitative.
(3).  government rolen menjadi community role
(4). centralistic menjadi decentralitic.
Dengan demikian, perubahan paradigma pendidikan saat ini berarti bukan hanya menjadi tanggung jawab lembaga pendidikan formal seperti sekolah, tapi sudah menjadi tanggung jawab semua pihak. Hal ini juga senada dengan konsep tri pusat yang diciptakan oleh Ki Hajar Dewantara,yaitu:
(1).Pendidikan di lembaga pendidikan formal.
(2).  Pendidikan dilembaga masyarakat (nonformal),
 (3) . Pendidikan di keluarga (informal).
Perubahan paradigma juga harus terjadi bahwa pada kondisi sekarang ini, peran guru harus menjadi seorang fasilitator yang dapat membantu siswanya dalam belajar dan bukan sebaliknya hanya sebagai pemberi informasi; belajar bukan hanya sekedar menyampaikan materi saja tanpa mengetahui apakah materi yang disampaikan itu sudah bisa dipahami oleh siswa atau belum. Perubahan paradigma juga berkenaan dengan pengambilan keputusan.




BAB II
MODEL PAKEM
( PARTISIPATIF, AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN)
A.                Pengertian PAKEM
            PAKEM  merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, (Rusman, 2010:322). Dengan pelaksanaan pembelajaran PAKEM, diharapkan berkembangnya berbagai macam inovasi kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang partisipatif ,aktif, kreatif, efektif,dan menyenangkan.Pembelajaran merupakan implementasi kurikulum di sekolah dari dari kurikulum yang sudah dirancang dan menuntut aktivitas dan kreativitas guru dan siswa sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan secara efektif dan menyenangkan. Ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Brooks (Rusman, 2010;323), yaitu “ pembaruan dalam harus dimulai dari bagaimana anak belajar, dan bagaimana guru mengajar, bukan dari ketentuan hasil.” Untuk itu guru juga dituntut harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai jenis-jenis belajar ( multimetode dan multimedia) dan suasana belajar yang kondusif, baik eksternal maupun internal. Dalam model PAKEM menurut (Rusman, 2010;323); guru dituntut untuk dapat melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat ,elibatkan siswa melalui partisipatif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan yang pada akhirnya membuat siswa dapat menciptakan membuat karya, gagasan, pendapat, ide atas hasil penemuannya dan usahanya sendiri, bukan dari gurunya.
1. Pembelajaran Partisipatif
Pembelajaran partisipatif yaitu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran secara optimal. Pembe pembelajaranlajaran ini menitikberatkan pada keterlibatan siswa pada kegiatan ( childcentre/student centre) bukan pada dominasi guru dalamn materi pelajaran (teacher centre).
2. Pembelajaran Aktif
 Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengases berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas.Dalam pembelajaran aktif, guru lebih banyak memosisikan dirinya sebagai fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan belajar (to facilitate of kearning) kepada siswa.
3. Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas siswa selama pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi, misalnya kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah.
4. Pembelajaran Efektif
Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru kepada siswa membentuk kompetensi siswa, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal.
5. Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan (joyfull instruction) merupakan suatu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat suatu kohesi yang kuat antara guru dan siswa, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan ( Mulyasa, 2006:194).
            Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan, guru harus mampu merancang pembelajaran dengan baik, memilih materi yang tepat, serta memilih dan mengembangkan strategi yang dapat melibatkan siswa secara optimal.
            Ada empat aspek yang memengaruhi model PAKEM, yaitu pengalaman, komunikasi, interaksi, dan refleksi. Apabila dalam suatu pembelajaran terdapat empat aspek tersebut, maka pembelajaran PAKEM  terpenuhi.
B.Konsep Dasar Pakem
       Konsep dasar PAKEM membahas latar belakang pentingnya PAKEM dalam pembelajaran, intisari, prinsip, dan karakteristik PAKEM:
1.   Intisari PAKEM dalam pembelajaran
Para ahli pendidikan berpendapat bahwa proses pembelajaran di sekolah sampai saat inicenderung berpusat kepada guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi-materi dan siswa diberi tanggung jawab untuk menghafal semua pengetahuan. Memang pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat dalam jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan masalah dalam kehidupan jangka panjang.
Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang mereka pelajari bukan mengetahuinya, oleh karena itu para pendidik telah berjuang dengan segala cara dengan mencoba untuk membuat apa yang dipelajari siswa disekolah agar dapat dipergunakan dalam  kehidupan mereka sehari-hari.Salah satu prinsip paling penting dari psikologi pendidikan adalah guru tidak boleh semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri.
       Guru dapat membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan ide-ide, dan dengan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan sendiri ide-ide, dan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri dalam belajar. Guru dapat memberikan kepada siswa tangga yang dapat membantu mereka mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi, tetapi harus di upayakan sendiri siswa yang memanjat tangga itu.
       Tingkat pemahaman siswa menurut model Gagne (1985) dapat dikelompokan menjadi delapan tipe belajar, yaitu: (1) belajar isyarat, (2) stimulus-respon, (3) rangkaian gerak, (4) rangkaian verbal, (5) membedakan, (6) pembentukan konsep, (7) pembentukan aturan dan (8) pemecahan masalah (problemsolving).Di lihat dari urutan belajar. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran tergantung pada pendekatannya. kegiatan pembelajaran merupakan proses untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD) yang harus dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemadirian sesuai denganbakat, minat, dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
2.   Prinsif PAKEM
Prinsif-prinsif PAKEM sebagai berikut:
a. Berpusat pada peserta didik agar mencapai kompetensi yang diharapkan.
b. Integral agar kompetensi yang dirumuskan dalam KD dan SK tercapai secara utuh.
c.  Sudut pandang adanya keunikan individual dan keberagaman peserta didik.
d. Pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus menerus.
e. Pembelajaran dihadapkan pada situasi pemecahan masalah,
f. Pembelajaran dilakukan dengan multi strategi dan multimedia.

3. Karakteristik PAKEM
       Sesuai dengan singkatan PAKEM, maka pembelajaran yang berfokus pada siswa, makna, aktivitas, pengalaman dan kemandirian siswa, serta konteks kehidupan dan lingkungan ini memiliki 4 ciri yaitu: mengalami,  komunikasi, interaksi dan refleksi.
       Dari karakteristik PAKEM tersebut, maka guru perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritas atau haknya dalam membangun gagasan. Tanggung jawab belajar, memang berada pada diri siswa, tetapi guru bertanggung jawab dalam memberikan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, perhatian, persepsi, retensi, dan transfer dalam belajar.
Kesalah pahaman berkenaan dengan implementasi PAIKEM di sekolah:
1.PAIKEM membutuhkan alat peraga yang banyak .
2. PAKEM dipandang sebagai model pembelajaran yang mahal.
3. PAIKEM hanya diisi dengan bernyanyi dan main-main.
4. PAIKEM hanya cocok dilakukan oleh guru yang betul-betul memiliki selera      humor.
Implementasi PAKEM di Sekolah
           Pada pasal 19 ayat 3 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) dinyatakan bahwa setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
            Pada Standar Proses (Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007) bagian perencanaan pembelajaran dinyatakan  bahwa kegiatan inti pembelajaran merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar (KD), dan kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.Dalam kegiatan pendahuluan ,guru:
1.Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik
2. Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai
4. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai  silabus.
          Adapun kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Maksud dari eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi sebagai berikut.
1.   Eksplorasi
            Dalam kegiatan eksplorasi ,guru:
     a. Melibatkan peserta didik mencari informasi tentang topik                                                    ..  b. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
       sumber belajar.
     c. Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik.
d. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran      e. Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan
2. Elaborasi
               Dalam kegiatan elaborasi,guru:
a. Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam   .  b.Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain.      c. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,
 .          d.Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif kolaboratif.
     e.Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat.
3.Konfirmasi
          Dalam kegiatan konfirmasi,guru:
   a. Memberikan umpan balik positif dan penguatan
   b. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta
   c.Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk pengalaman  
   d.Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna 4.eksplorasi
    1.Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
   2.Memberikan motivasi kepada peserta didik yan kurang aktif.
                      Dalam kegiatan kegiatan penutup guru :
   1.Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman/simpulan
   2.Melakukan penilaian  dan merefleksi terhadap kegiatan pembelajaran.
     3.Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
    4.Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi

Contoh strategi pembelajaran PAKEM
EXAMPLES NON EXAMPLES
Langkah-langkah
1.      Guru mempersiapkan gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
2.      Guru   gambar dipapan atau ditayangkan.
3.      Guru member petunjuk memberi kesempatan pada peserta didik  untuk memperhatikan dan menganalisa gambar.
4.      Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi dari analisagambar tersebut dicatat dikertas.
5.      Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
6.      Dari komentar atau hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
7.      Membuat kesimpulan bersama guru dan peserta didik

BAB III
PENUTUP
            Kesimpulan
PAKEM  merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,. Dengan pelaksanaan pembelajaran PAKEM, diharapkan berkembangnya berbagai macam inovasi kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang partisipatif ,aktif, kreatif, efektif,dan menyenangkan. Dalam model PAKEM menurut guru dituntut untuk dapat melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat ,elibatkan siswa melalui partisipatif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan yang pada akhirnya membuat siswa dapat menciptakan membuat karya, gagasan, pendapat, ide atas hasil penemuannya dan usahanya sendiri, bukan dari gurunya.
            Unsur-unsur PAKEM yaitu partisipatif ,aktif, kreatif, efektif,dan menyenangkan. Ada empat aspek yang memengaruhi model PAKEM, yaitu pengalaman, komunikasi, interaksi, dan refleksi. Intisari PAKEM kegiatan pembelajaran ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.Prinsif PAKEM berpusat pada peserta didik. Sesuai dengan singkatan PAKEM, maka pembelajaran yang berfokus pada siswa, makna, aktivitas, pengalaman dan kemandirian siswa, serta konteks kehidupan dan lingkungan ini memiliki 4 ciri yaitu: mengalami,  komunikasi, interaksi dan refleksi.
DAFTAR PUSTAKA

1.      Bruce Joyce.dkk, Models of Teaching, Pustaka Pelajar, Jogyakarta, 2011
2.      Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Remaja Rosda Karya, Jakarta 2006
3.      PP.No.19 tahun 2005 pasal 19 ayat 3
4.      Permendiknas. No. 41. Tahun 2007
5.      Rusman, Model-Model Pembelajaran, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2014
6.      http:// www.slideshare.net/arif1991/pembelajaran-pakem-16203905












MODEL PAKEM
( PARTISIFATIF, KREATIF,EFEKTIF DAN MENYENANGKAN)

Dosen Pembimbing
DR.HJ. SALAMAH,M.Pd
Disusun Oleh
WAHIDAH NIM. 1402521332








INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
PASCA SARJANA PAI
BANJARMASIN
2015







INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
PASCA SARJANA PRODI PAI
BANJARMASIN
2015








Senin, 15 Juni 2015

KURIKULUM SKI PADA MI

MAKALAH
KURIKULUM MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM PADA MADRASAH IBTIDAIYAH
TUGAS PADA MATA KULIAH  TELAAH KURIKULUM PAI
DOSEN PENGASUH :
PROF. DR. H. SAIFUDDIN SABDA M. AG

WAHIDAHUMAR
MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PASCA SARJANA IAIN ANTASARI
BANJARMASIN
2015



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
( UU. NO. 20 TAHUN 2003 ) Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yakni manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, dan mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.[1]
Sejalan dengan UU diatas rumusan tujuan pendidikan nasional sangatlah relevan dengan rumusan tujuan Pendidikan agama Islam yaitu membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antar umat beragama, dan ditujukan untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Untuk merespons beragam kebutuhan masyarakat modern, seluruh elemen dan komponen bangsa harus menyiapkan generasi masa depan yang tangguh melalui beragam ikhtiyar komprehensif. Hal ini dilakukan agar seluruh potensi generasi dapat tumbuh kembang menjadi hamba Allah yang dengan karakteristik beragama secara baik,  memiliki cita rasa religiusitas, mampu memancarkan kedamaian dalam totalitas kehidupannya.

Aktivitas beragama bukan hanya yang berkaitan dengan aktivitas yang tampak dan dapat dilihat dengan mata, tetapi juga aktivitas yang tidak tampak yang terjadi dalam diri seseorang dalam beragam dimensinya. Sebagai ajaran yang sempurna dan fungsional, agama Islam harus diajarkan dan diamalkan dalam kehidupan nyata, sehingga akan menjamin terciptanya kehidupan yang damai dan tenteram. Oleh karenanya, untuk mengoptimalkan layanan pendidikan Islam di Madrasah, ajaran Islam yang begitu sempurna dan luas perlu dikemas menjadi beberapa mata pelajaran yang secara linear akan dipelajari
Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah terdiri atas empat mata pelajaran, yaitu : Al-qur’an Hadis, Aqidah akhlak, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Masing-masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait, isi mengisi, dan melengkapi. Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau.
 Dengan adanya mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam diharapkan para siswa dapat memahami dengan seksama tentang perjalanan agama islam  mulai dari sejarah masyarakat Arab pra-Islam, kelahiran Rosulullah hingga setelah wafatnya Rosulullah, dan perkembangannya. Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik.

BAB II
KURIKULUM SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
PADA MADRASAH IBTIDAIYAH

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan langkah maju dalam dunia  Pendidikan di Indonesia, sebagai implementasi dari semangat reformasi bidang pendidikan yang berorientasi kepada sistem desentralisasi sebagaimana amanat Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.[2]Dalam implementasinya telah diterbitkan Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah serta Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas tersebut.
Ada tiga komponen yang termuat dalam KTSP yaitu tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara pembelajaran, baik berupa strategi pembelajaran maupun evaluasinya.[3] Sebagaimana diutarakan Abdul Majid bahwa kurikulum Pendidikan Agama Islam adalah rumusan tentang tujuan, materi, metode dan evaluasi pendidikan yang bersumber pada ajaran Islam.[4] Mata pelajaran aqidah akhlak merupakan salah satu bagian dari Pendidikan Agama Islam di Madrasah. Berikut penulis akan membahas kurikulum mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah.
A.    Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam  Pada Madrasah Ibtidaiyah.
I. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada Madrasah Ibtidaiyah meliputi:
1.      Mengenal peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw ke Yasrib
2.      Memahami keperwiraan Nabi Muhammad saw
3.      Mengenal peristiwa Fathu Makkah
4.      mengidentifikasi peristiwa akhir hayat rosululloh saw
5.      Mengenal sejarah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq
6.      Mengenal sejarah Khalifah umar bin Khattab
7.      Mengenal sejarah Khalifah Usman bin Affan
8.      Mengenal sejarah khalifah Ali bin Abi talib
9.      Mengenal sejarah perjuangan tokoh agama Islam di daerah

B.     Tujuan Sejarah Kebudayaan Islam di MAdrasah Ibtidaiyah.
Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW, sampai dengan masa Khulafaurrasyidin. Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan,  membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik.
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
a.  Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran,   nilai-nilai dan norma-norma Islam  yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
b. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan  sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan
            c.  Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan     didasarkan pada pendekatan ilmiah.
d.  Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau.
e.  Mengembangkan  kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

C.     Ruang Lingkup Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah.
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berisi pelajran yang dapat mengarahkan kepada pencapaian kemampuan dasar peserta didik untuk dapat memahami sejarah perkembangan agama islam.
Ruang lingkup Sejarah Kebudayan Islam di Madrasah Ibtidaiyah meliputi :
1.  Sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW.
2. Dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang meliputi kegigihan dan ketabahannya dalam berdakwah, kepribadian Nabi Muhammad SAW, hijrah Nabi Muhammad SAW ke Thaif, peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
3. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yatsrib, keperwiraan Nabi Muhammad SAW, peristiwa Fathu Makkah, dan peristiwa akhir hayat  Rasulullah SAW.
4.   Peristiwa-peristiwa pada masa khulafaurrasyidin.
5.   Sejarah perjuangan tokoh agama Islam di daerah masing-masing.

D. Struktur kurikulum Sejarah Kebudayaan Islam pada Madrasah Ibtidaiyah
 I.    TABEL STRUKTUR KURIKULUM   MADRASAH IBTIDAIYAH
Struktur kurikulum adalah tatanan pola mata pelajaran yang harus ditempuh oleh para peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Berikut struktur kurikulim Madrasah Ibtidaiyah tersebut.
Komponen
Kelas dan Alokasi Waktu
I
II
III
IV, V,
dan VI
A. Mata Pelajaran




     1. Pendidikan Agama Islam




         a. Al-Qur'an-Hadis



2
         b. Akidah-Akhlak



2
         c. Fikih



2
      d. Sejarah Kebudayaan Islam[5]



2
     2. Pendidikan Kewarganegaraan



2
    3. Bahasa Indonesia



5
    4. Bahasa Arab



2
    5. Matematika



5
    6. Ilmu Pengetahuan Alam



4
    7. Ilmu Pengetahuan Sosial



3
    8. Seni Budaya dan Keterampilan



4
    9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan



4
B. Muatan Lokal [6]



2
C. Pengembangan Diri[7]



2
J u m l a h
31
31
33
39




STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR

Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah Ibtidaiyah yang terdiri atas empat mata pelajaran tersebut memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Al-Qur’an-hadis, menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Aspek akidah menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan keyakinan/keimanan yang benar serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai al-asma’ al-husna. Aspek akhlak menekankan pada pembiasaan untuk melaksanakan akhlak terpuji dan menjauhi akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. Aspek fikih menekankan pada kemampuan cara melaksanakan ibadah dan muamalah yang benar dan baik. Aspek Sejarah Kebudayaan Islam menekankan pada kemampuan mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
Penyusunan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah Ibtidaiyah ini dilakukan dengan cara mempertimbangkan dan me-review  Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk SD/MI, serta memperhatikan Surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam Nomor: DJ.II.1/PP.00/ED/681/2006 , tanggal 1 Agustus 2006, tentang Pelaksanaan Standar Isi, yang intinya bahwa Madrasah dapat meningkatkan kompetensi lulusan dan mengembangkan kurikulum dengan standar yang lebih tinggi.
Berikut Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sejarah Kebudayaan Islam dari Kelas III sampai dengan Kelas VI.

Kelas III, Semester 1
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
1. Mengenal sejarah masyarakat Arab pra- Islam
1.1  Menceritakan kondisi alam, sosial, dan  perekonomian masyarakat Arab pra-Islam
1.2  Menjelaskan keadaan adat-istiadat dan kepercayaan masyarakat Arab pra-Islam
1.3    Menjelaskan masa remaja atau masa muda Nabi Muhammad SAW 
1.4    Mengambil ibrah dari sejarah masyarakat Arab pra-Islam
                                                                  

Kelas III, Semester 2
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
2. Mengenal sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW
2.1   Menceritakan kejadian luar biasa yang mengiringi lahirnya Nabi Muhammad SAW
2.2   Menceritakan sejarah kelahiran dan silsilah Nabi Muhammad SAW
2.3   Mengambil ibrah dari kenabian dan kerasulan Muhammad SAW
3. Mengenal peristiwa kerasulan Muhammad SAW
3.1.  Mendeskripsikan peristiwa kerasulan Muhammad SAW
3.2   Mengambil ibrah peristiwa kerasulan Muhammad SAW


Kelas IV, Semester 1
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
1. Mengenal dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya


1.1    Menjelaskan dakwah Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya
1.2    Menunjukkan contoh ketabahan Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya dalam berdakwah
1.3   Meneladani  ketabahan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya dalam berdakwah
2. Mengenal kepribadian Nabi Muhammad SAW
2.1   Mengidentifikasi  ciri-ciri kepribadian Nabi Muhammad SAW  sebagai rahmat bagi seluruh alam
2.2   Menunjukkan contoh perilaku yang meneladani kepribadian Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam
2.3   Meneladani  kepribadian Nabi Muhammad SAW  sebagai rahmat bagi seluruh alam


Kelas IV, Semester 2
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
3. Memahami hijrah Nabi Muhammad SAW ke Thaif  dan Habsyah


3.1   Mengidentifikasi sebab-sebab Nabi Muhammad SAW hijrah ke Thaif dan Habsyah
3.2   Menceritakan  peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Thaif dan Habsyah
3.3      Meneladani  kesabaran Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa h  ijrah ke Thaif dan Habsyah
4. Memahami peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW
4.1   Mendeskripsikan  peristiwa Isra’-Mi’raj Nabi Muhammad SAW
4.1     Mengambil hikmah dari peristiwa Isra’-Mi’raj Nabi Muhammad SAW


Kelas V,  Semester 1
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
1. Mengenal peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yatsrib




1.1   Mengidentifikasi sebab-sebab hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yatsrib
1.2      Menceritakan peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke  Yatsrib
1.3        Mengambil hikmah dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yatsrib

2. Memahami keperwiraan Nabi Muhammad SAW
2.1   Mendeskripsikan upaya yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dalam membina masyarakat Madinah (sosial, ekonomi, agama, dan pertahanan)
2.1     Meneladani  keperwiraan Nabi Muhammad SAW dalam membina masyarakat Madinah
                                         

Kelas V,  Semester 2
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
3. Mengenal peristiwa Fathu Makkah


3.1   Mengidentifikasi sebab-sebab terjadinya Fathu Makkah
3.2   Menceritakan kronologi peristiwa Fathu Makkah
3.3   Mengambil ibrah dari peristiwa Fathu Makkah
4. Mengidentifikasi peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW
4.1    Menceritakan peristiwa-peristiwa di akhir hayat Rasulullah SAW
4.2   Mengambil hikmah dari peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW




Kelas VI, Semester 1
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
1. Mengenal sejarah khalifah
    Abu Bakar as-Shiddiq






1.1    Menjelaskan arti dan tugas khulafaurrasyidin
1.2    Menceritakan silsilah, kepribadian Abu Bakar  as-Shiddiq dan perjuangannya dalam dakwah Islam
1.3    Menunjukkan contoh-contoh nilai-nilai positif dari khalifah Abu Bakar as-Shiddiq
1.4    Meneladani nilai-nilai positif dari kekhalifahan Abu Bakar As Siddiq
2. Mengenal sejarah khalifah
    Umar bin Khattab
2.1    Menceritakan silsilah, kepribadian Umar bin Khattab dan perjuangannya dalam dakwah Islam
2.2    Menunjukkan contoh-contoh nilai-nilai positif dari khalifah Umar bin Khattab.
2.3    Meneladani nilai-nilai positif dari kekhalifahan Umar bin Khattab
3. Mengenal sejarah khalifah Utsman bin Affan


3.1    Menceritakan silsilah, kepribadian Utsman bin Affan dan  perjuangannya dalam dakwah Islam
3.2    Menunjukkan contoh-contoh nilai-nilai positif dari khalifah Utsman bin Affan
3.3    Meneladani nilai-nilai positif dari kekhalifahan Utsman bin Affan






Kelas VI, Semester 2
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
4.    Mengenal sejarah khalifah Ali bin Abi Thalib
4.1   Menceritakan silsilah, kepribadian, dan perjuangan khalifah Ali bin Abi Thalib
4.2   Menunjukkan contoh-contoh nilai-nilai positif dari kekhalifahan Ali bin Abi Thalib
4.3   Meneladani nilai-nilai positif dari kekhalifahan Ali bin Abi Thalib
 5.    Mengenal sejarah perjuangan tokoh agama Islam di daerah masing-masing.

5.1  Mengidentifikasi tokoh-tokoh agama Islam di daerah masing-masing
5.2   Menceritakan sejarah perjuangan tokoh agama Islam di daerah masing-masing
5.3   Meneladani perjuangan tokoh agama Islam di daerah masing-masing









BAB III
ANALISIS
Berdasarkan pembahasan dokumen kurikulum mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada Madrasah Ibtidaiyah yang terdiri dari ; standar kompetensi lulusan (SKL), struktur kurikulum mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, tujuan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, ruang lingkup mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, maka penulis berupaya untuk menelaah dan menganalisa sebagian dari komponen-komponen tersebut melalui pendekatan kurikulum KTSP dan konsep pendidikan Islam sebagai berikut : 
A.    Materi pembelajaran SKI MI
                        Materi sejarah kebudayaan Islam biasanya berisi kisah dan peristiwa masa lalu yang bisa dijadikan teladan untuk masa kini. Dalam SK KD SKI untuk jenjang pendidikan dasar Islam (MI), mata pelajaran ini diberikan kepada peserta didik mulai kelas 3 sampai kelas 6. Materinya antara lain kehidupan masyarakat Arab pra-Islam, kisah perjuangan Nabi Muhammad SAW, dan kisah khulafaurrasyidin (Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib).
Menurut penulis, beban belajar peserta didik MI sudah sangat berat karena mata pelajaran yang ada lebih banyak dibanding SD. Apabila beban belajar siswa SD sudah dianggap terlalu banyak, bagaimana dengan beban belajar siswa MI? Minimal di MI ada tambahan mata pelajaran Bahasa Arab dan rumpun PAI (Aqidah Akhlak, Fiqh, Quran Hadits, dan SKI). Tentu saja hal itu akan semakin memberatkan peserta didik MI. Sejarah Kebudayaan Islam dapat diintegrasikan dalam mata pelajaran quran hadits atau aqidah akhlak. Dengan demikian beban belajar peserta didik tidak akan terlalu banyak yang kadang melebihi kemampuan fisik dan psikisnya.

B.     Dari segi Setandart Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
                        Secara umum Standart Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang tercantum pada dokumen kurikulum mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam telah memenuhi beberapa unsur yang diharapkan untuk terwujudnya tujuan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam sebagaimana seperti yang sudah dibahas sebelumnya. Namun menurut pendapat penuis masih ada beberapa hal yang perlu dicermati kembali antara lain dari table Setandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar diatas, penulis menganalisa pada table Kompetensi Dasar diatas dari kelas III semester I sampai dengan kelas VI semester II disana terdapat Kata Kerja Oprasional yaitu (MENCERITAKAN) yang mana Kata Kerja Oprasional ini mulai dari kelas III semester I sampai dengan kelas VI semester II ditulis sebanyak sebelas kali. Menurut hemat penulis Kata Kerja Oprasional (MENCERITAKAN) ini secara langsung hanya akan membuat Guru terfokus pada satu Metode Pembelajaran saja yaitu Metode Ceramah, karena disana diintruksikan dengan Kata Kerja Oprasional (MENCERITAKAN). Yang mana seharusnya menurut hemat penulis Kata Kerja Oprasional (MENCERITAKAN) ini dapat menggunakan Kata Kerja Oprasional lainnya yaitu (MENJELASKAN), sehingga dalam penggunaan atau pemilihan Metode dapat lebih fleksibel atau tidak kaku.   
Didalam table Setandar Kompetensi kelas V semester I disana ditulis (Memahami Keperwiraan Nabi Muhammad saw.) yang mana biasanya pembahasan materi untuk Standar Kompetensi ini membahas tentang beberapa peperangan yang dipimmpin oleh Rosulullah saw. Mengenai materi ini ada kehawatiran dari penulis kepada persepsi peserta didik tentang perkembangan islam yang tidak terlepas dari peperangan-peperangan. Seperti adanya Isu-isu yang dihebuskan oleh orang-orang yang benci kepada Islam yang tidak bertanggung jawab mengatakan Bahwa islam adalah agama yang disebarkan dengan Kekerasan dan Peperangan.
Sehingga menurut hemat penulis dalam pebahasan peperangan sangat diperlukan penjelasan-penjelasan yang cukup sangat mendalam tentang latar belakang terjadinya peperangan tersebut dan bagaimana Islam mengatur sikap orang-orang muslim didalam sebuah peperangan. 
Perundang-undangan tentang berperang terdapat pada dalil di dalam Al-Qur'an dan hadits. Perintah tersebut diantaranya adalah[8] :
Al-Qur'an
1.      Umat Muslim hanya dibolehkan membunuh, mengusir dan memerangi umat kafir yang telah memerangi mereka terlebih dahulu dan dilarang melampaui batas.[9]
2.      Dilarang berperang di Masjidil Haram, kecuali umat kafir telah memerangi terlebih dahulu ditempat tersebut.[10]
3.      Jika pihak musuh sudah berhenti memerangi dan tidak adalagi kerusakan maka diwajibkan untuk berhenti berperang.[11]
4.      Berperang hanya dijalan yang diperintahkan oleh Allah.[12]
5.      Wajib melindungi orang-orang musyrik yang meminta perlindungan terhadap Umat Muslim.[13]
Al-Hadits
Berikut beberapa peraturan dalam berperang yang harus dipatuhi oleh umat Muslim ketika berperang melawan musuh:
1.      Dilarang melakukan pengkhianatan jika sudah terjadi kesepakatan damai,[10][14]
2.      Dilarang membunuh wanita dan anak-anak, kecuali mereka ikut berperang maka boleh diperangi,[15]
3.      Dilarang membunuh orang tua dan orang sakit,[16]
4.      Dilarang membunuh pekerja (orang upahan),[17]
5.      Dilarang mengganggu para biarawan dan tidak membunuh umat yang tengah beribadah.[18]
6.      Dilarang memutilasi mayat musuh,[19]
7.      Dilarang membakar pepohonan, merusak ladang atau kebun,[20]
8.      Dilarang membunuh ternak kecuali untuk dimakan,[21]
9.      Dilarang menghancurkan desa atau kota,[22]
Nabi Muhammad juga telah mengeluarkan instruksi yang jelas untuk memberikan perawatan terhadap tawanan perang yang terluka. Sejarah mencatat bagaimana umat Islam saat itu menangani tawanan pertama selepas Perang Badar pada 624 Masehi. Sebanyak 70 orang tawanan Makkah yang ditangkap dalam perang itu dibebaskan dengan atau tanpa tebusan.

          







BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
1.      Pada MI ada tambahan mata pelajaran Bahasa Arab dan rumpun PAI (Aqidah Akhlak, Fiqh, Quran Hadits, dan SKI). Tentu saja hal itu akan semakin memberatkan peserta didik MI. Sejarah Kebudayaan Islam dapat diintegrasikan dalam mata pelajaran quran hadits atau aqidah akhlak. Dengan demikian beban belajar peserta didik tidak akan terlalu banyak yang kadang melebihi kemampuan fisik dan psikisnya.
2.      Didalam table Kompetensi Dasar ada banyak Kata Kerja Oprasional (MENCERITAKAN) ini secara langsung hanya akan membuat Guru terfokus pada satu Metode Pembelajaran saja yaitu Metode Ceramah, karena disana diintruksikan dengan Kata Kerja Oprasional (MENCERITAKAN). Yang mana seharusnya menurut hemat penulis Kata Kerja Oprasional (MENCERITAKAN) ini dapat menggunakan Kata Kerja Oprasional lainnya yaitu (MENJELASKAN), sehingga dalam penggunaan atau pemilihan Metode dapat lebih fleksibel atau tidak kaku.   
3.      Mengenai materi yang membahas tentang peperangan-peperangan dalam islam ada kehawatiran dari penulis kepada persepsi peserta didik tentang perkembangan islam yang tidak terlepas dari peperangan-peperangan. Seperti adanya Isu-isu yang dihebuskan oleh orang-orang yang benci kepada Islam yang tidak bertanggung jawab mengatakan Bahwa islam adalah agama yang disebarkan dengan Kekerasan dan Peperangan.
4.      Sehingga menurut hemat penulis dalam pebahasan materi peperangan sangat diperlukan penjelasan-penjelasan yang cukup sangat mendalam tentang latar belakang terjadinya peperangan tersebut dan bagaimana Islam mengatur sikap orang-orang muslim didalam sebuah peperangan. 














DAFTAR PUSTAKA

1.      Repoblik Indonesia, Undang-undang RI No 20 tahun 2003 Tentang Sitem Pendidikan Nasional
2.      Ahmadi. H Syukran Nafis Pendidikan madrasah. Hlm 57, dalam Makalah R, Khairina, Telaah Kurikulum Aqidah Akhlak pada MTS.
3.      Muhaimin, pengembangan kurikulum di Sekolah, Madrasah dan perguruan tinggi, (Jakarta ; PT raja grafindo persada, 2009) hlm 2, dlm makalah R, Hadiawati, telaah kurikulum Aqidah Akhalak pada MI. 
4.      Abdul Majid, Pembelajaran Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung ; Remaja Rosda Karya, 2003) hlm 74 dlm makalah R, Hadiawati, telaah kurikulum Aqidah Akhalak pada MI. 
5.      Pembelajaran  pada kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan  pada kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
6.      Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi  daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah).
7.      Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan kesempatan peserta didik  untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).
8.      QS. 2 ayat 190-191
9.      QS. 2 ayat 191
10.  QS. 2 ayat 193, QS. 8 ayat 39 dan QS. 9 ayat 5
11.  QS. 2 ayat 244
12.  QS. 9 ayat 6
14.  HR Bukhari 3015,HR Bukhari 3014 dan Muslim 1744,HR Muslim 1731,Ikmalul Mu’lim bi Fawa`id Muslim, 6/48)
16.  HR. Ibnu Majah no. 2842, dishahihkan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 701)
17.  Musnad Ahmad bin Hanbal.
18.  Malik Muwatta Book 21, Number 21.3.11
19.  The Rightly Guided Khalifas/Islamic Web, Hadits riwayat Bukhari, Sunan Abu Dawud.
20.  Hadits riwayat Bukhari, Sunan Abu Dawud.




[1] Repoblik Indonesia, Undang-undang RI No 20 tahun 2003 Tentang Sitem Pendidikan Nasional
[2] Ahmadi. H Syukran Nafis Pendidikan madrasah. Hlm 57, dalam Makalah R, Khairina, Telaah Kurikulum Aqidah Akhlak pada MTS.
3Muhaimin, pengembangan kurikulum di Sekolah, Madrasah dan perguruan tinggi, (Jakarta ; PT raja grafindo persada, 2009) hlm 2, dlm makalah R, Hadiawati, telaah kurikulum Aqidah Akhalak pada MI. 
4Abdul Majid, Pembelajaran Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung ; Remaja Rosda Karya, 2003) hlm 74 dlm makalah R, Hadiawati, telaah kurikulum Aqidah Akhalak pada MI. 
[5] Pembelajaran  pada kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan  pada kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.

[6] Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi  daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah).
[7] Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan kesempatan peserta didik  untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).
[8]http://id.wikipedia.org/wiki/Peraturan_perang_Islam
[9] QS. 2 ayat 190-191
[10] QS. 2 ayat 191
[11] QS. 2 ayat 193, QS. 8 ayat 39 dan QS. 9 ayat 5
[12] QS. 2 ayat 244
[13] QS. 9 ayat 6
[15] HR Bukhari 3015,HR Bukhari 3014 dan Muslim 1744,HR Muslim 1731,Ikmalul Mu’lim bi Fawa`id Muslim, 6/48)
[17] HR. Ibnu Majah no. 2842, dishahihkan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 701)
[18] Musnad Ahmad bin Hanbal.
[19],Malik Muwatta Book 21, Number 21.3.11
[20] The Rightly Guided Khalifas/Islamic Web, Hadits riwayat Bukhari, Sunan Abu Dawud.
[22] Hadits riwayat Bukhari, Sunan Abu Dawud.